Sabtu, 12 Mei 2012

Model Pembelajaran Bercerita

Model Pembelajaran Bercerita
 
Model Pembelajaran Bercerita merupakan salah satu sub bagian dari Model Pembelajaran Berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sub bagian yang lain dari model pembelajaran Berbicara yaitu : Ulang Ucap, Lihat Ucapkan, Memerikan, Menjawab Pertanyaan, Bertanya, Reka Cerita Gambar, Melanjutkan Cerita, Menceritakan Kembali, Parafrase, Bermain Peran.
Model pembelajaran Bercerita merupakan pembelajaran berbicara yang hampir sepenuhnya pemikiran peserta didik sendiri. Guru hanya sebagai moderator dan motivator. Pada pembelajaran awal dimungkinkan mengangkat tema-tema cerita dari gagasan peserta didik sendiri, namun seiring waktu ide/tema cerita berasal atau ditentukan guru. Tentu saja tema cerita yang menggugah, menarik dan aktual. Bisa juga dimulai cerita dari lingkungan kehidupan sehari-hari peserta didik, lalu menuju lingkungan/kawasan yang luas dan lebih kompleks.
Model pembelajaran bercerita dapat diterapkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Salah satu contoh langkah-langkah pembelajarannya, yaitu Guru di sini menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian mendemonstrasikan bercerita di depan peserta didik dengan tema cerita yang nenarik.Setelah itu siswa mencoba mendemonstrasikan bercerita tentang peristiwa menarik yang baru saja dialami di depan kelas (sementara sambil duduk dulu juga boleh). Agar semua siswa mendapat giliran, bisa juga penunjukkannya dilakukan dengan cara diundi seperti arisan. Untuk  lebih meriah dapat pula digunakan media televisi  yang tengah menyiarkan acara menarik misalnya lintas berita, flora fauna, film anak-anak, dsb. Setelah selesai menyaksikan acara tertentu di televisi, peserta didik mencoba bercerita tentang peristiwa /film tersebut dengan menggunakan bahasanya sendiri. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa maju untuk bercerita. Guru kemudian melakukan evaluasi dan mengambil kesimpulan.
      Keunggulan dalam model pembelajaran bercerita adalah melalui bercerita siswa bisa bercerita tentang pengalaman yang dialami juga dengan bercerita akan meningkatkan kemampuanya bercerita. Selain itu siswa juga bisa aktif dalam kelas karena sudah terbiasa bercerita dan tidak akan malu untuk mengungkapkan suatu pendapatnya. Melalui model pembelajaran bercerita dapat  melatih daya tangkap anak, melatih daya fikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi/ imajinasi anak, dan juga dapat menciptakan suasana menyenangkan dan akrab di dalam kelas. Sedangkan kelemahannya adalah pada saat siswa disuruh bercerita di depan kelas ada yang terbata – bata, gugup, dan lupa hal apa yang harus diceritakan.

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket